NEPAL

Nepal (Part 1): Tiba di Kathmandu

Namaste Nepal!!!!  Aakkkk rasanya I’m the happiest person in the world pas sampai Nepal. Haha. Trip ke Nepal paling saya nanti-nanti karena beli tiketnya dari Maret 2016. Kebayang dong nunggu 1 tahun lebih sampai akhirnya bener-bener bisa sampai di Nepal. Kalah deh sama usia pacaran kemarin. Lho malah curhat.

Jadi tahun 2016 Air Asia menawarkan tiket murah ke Kathmandu – Nepal. Momen ini jarang banget terjadi jadi saya memanfaatkan momen dengan sebaik mungkin. Haha. Di kala itu, tiket one-way cuma IDR 906.000. Nggak pikir panjang, saya dan kedua teman kantor ce @lilysantoso dan mba @alfianapontoh langsung membeli tiket tanggal 9 Mei. Di tanggal tersebut tersisa 3 kursi, langsung sikat. Haha.

Nah, tiket pulangnya sih yang memang mahal banget Rp 3,2 juta. Dari KTM – KUL pakai Malindo Air dan KUL – DPS naik Air Asia. Ahh sudahlah, yang penting saya bisa jalan-jalan ke Nepal dan melihat pegunungan Himalaya.

Nepal – Kathmandu

Perjalanan di mulai dari Bandara Ngurah Rai – Bali. Oh iya, sudah pada tau kan bahwa AA hanya mengizinkan kamu membawa bagasi cabin 7kg saja? Nah, sebelum berangkat ada petugas AA yang siap berkeliling dengan membawa timbangan untuk mengecek satu persatu tas penumpang. Jadi kalo bisa jangan membawa lebih dari 7kg apalagi kalau pulangnya pakai AA juga. Nasib deh harus bayar bagasi.

Selain hujan yang cukup deras, pemeriksaan ini juga membuat penerbangan delay. Pukul 7.40 pesawat baru lepas landas. Kondisi saya kurang fit, pilek dan 30 menit sebelum mendarat saya mengalami pusing yang dahsyat seperti kepala dan mata ditusuk-tusuk. Ini pertama kalinya naik pesawat dalam kondisi pilek, ternyata bahaya banget.

Boarding time ke Kathmandu pukul 10.50 dan kami baru tiba di KL pukul 10.30. Alhasil kami lari-lari takut ketinggalan pesawat mengingat KLIA2 cukup besar. Begitu tiba di ruang tunggu kami bertiga kaget, isinya 95% adalah pria. Sampai kepikiran ini bener nggak yah gatenya? Haha. Mungkin jumlah ceweknya nggak nyampe 10 orang.

Kata beberapa sumber, mereka adalah para pekerja kontrak di Malaysia, ketika kontrak mereka sudah habis mereka kembali ke Nepal. Oh iya saya pertama kalinya naik pesawat Air Asia Airbus A330-300, jadi pesawatnya super besar ada 3 baris 3-3-3. Saya dan yang lainnya duduk di bangku paling belakang 50 dan 51. Kebayang kan gedenya?

Perjalanan ditempuh kurang lebih 4 jam 25 menit dari Kuala Lumpur. Beruntungnya saya duduk di pinggir jendela karena 10-15 menit sebelum mendarat pemandangannya indah banget. Mulai dari pegunungan yang berundak-undak dan rumah warga di dekat bandara yang berwarna warni. Semakin nggak sabar untuk mengeksplor.

Pendaratan berjalan mulus, tiba pukul 2PM di Kathmandu. Perbedaan waktu dengan Bali 2 jam 15 menit lebih lambat dan setelah tiba langsung mengurus Visa on Arrival Nepal.

Cara apply VOA Nepal:

  1. Begitu tiba di Bandara Tribhuvan tersedia beberapa mesin untuk apply VOA Nepal
  2. Mengisi e-form dengan meminta biodata yang mendasar dan nama hotel di mana kamu menginap
  3. Scan passport dan kemudian foto langsung di mesin. Jadi deh. Kamu hanya perlu antri dan mempersiapkan paspor
  4. Selesai mengisi lalu menuju Fee Collection Counter untuk melakukan pembayaran. Biayanya tergantung masa tinggal kamu di Nepal. Biayanya $25 untuk 15 hari, $40 untuk 30 hari dan $100 untuk 90 hari. Sebelum ke Nepal ada baiknya menukarkan uang ke dollar karena rupiah sudah pasti nggak diterima. Hehe.
  5. Lanjut ke Immigration Clearance Counter. Ini adalah pintu terakhir untuk menikmati Nepal. Haha. Jadi di sini kamu akan di cek mulai dari pembayaran visa dan akan ditempel sticker visa di paspor. Yeayyy sudah sah masuk Nepal.

Saya sempat ditanya-tanya sama petugas Imigrasi. Hihi. Dia senang ada orang Indonesia datang ke Nepal, dia juga tahu Bali dan berkeinginan untuk datang suatu hari nanti.

Money Changer di Tribhuvan

Selanjutnya, saya menukar uang sebelum keluar dari pintu kedatangan di bandara. Ada rasa sedikit menyesal ternyata ratenya lebih rendah dibandingkan di Thamel. Kamu juga dikenakan komisi sebesar 200Rs dan lebih hebatnya lagi mereka nggak kasih nota atau rincian sama sekali. Saran saya lebih baik tukarkan dollar di Thamel jangan di bandara. Big no no!

SIM CARD NEPAL

Keluar bandara ada pilihan dua provider. Kami memilih Ncell untuk sim card karena counternya cukup ramai. Haha. Saya dan mba Alfi membeli satu sim card untuk berdua, share melalui personal hotspot. Harganya 1000Rs untuk 2GB gratis telepon dan sms. Syaratnya cuma pas foto ukuran 3×4, mengisi form dan copy paspor. Mudah kan?

Selama menunggu proses sim card yang cukup lama, saya mengobrol dengan beberapa orang dari Malaysia. Mereke menginfokan bahwa mereka mendapat harga taxi hanya 500 RS. Selama menunggu, juga ada seorang bapak yang dari awal berdiri di sekitar kami untuk menawarkan taxi. Saya pikir si bapak ini adalah supir ternyata dia punya tour and travel di Thamel.

Jaraknya sekitar 30 menit dari Bandara menuju Hotel Gallery Nepal di kawasan Z-street, Thamel. Lokasi ini katanya tempat ngumpulnya para backpacker dunia. Jalan di Thamel itu sempit-sempit, berdebu dan hanya muat mobil kecil. Mungkin itu sebabnya kami diturunkan persis di depan Z street.

Jalanan di Nepal itu debuan banget dan taxinya nggak ada AC sama sekali. Hehe. Setiap melewat jalan berdebu si supir akan segera menutup jendela secara manual.

menuju hotel gallery pic by @alfianapontoh

Kami didampingi oleh si bapak tadi untuk mencari hostel. Selama diperjalanan samapi di depan hotel, si bapak memaksa kami untuk mampir ke kantornya melihat paket-paket tur. Si bapak sepertinya tidak tau kondisi kami dari subuh hingga sore cuma pengen istirahat. Dari nada kalem menolak nggak ngefek juga, akhirnya kami satu per satu mulai emosi karena sudah kecapean banget.

Si bapak akhirnya mundur, entah lah ini termasuk scam atau bukan. Buat kalian yang ketemu orang di bandara baik-baikin kalian, kalau nggak yakin nggak usah ditanggepin. Bakal bikin capek hati jiwa dan raga. Haha.

Hotel Gallery Nepal

Kami tiba sudah terlalu sore sekitar jam 4. Super happy sesampainya di hotel bisa taro backpack yang beratnya seanak bayi 7kg. Haha. Hotel ini juga punya restoran jadi kami leyeh-leyeh di bawha dulu sembari menunggu kamar yang sedang disiapkan. Seharusnya kami dapet  1 kamar dengan 3 single bed, karena tidak ada kami dapat 2 kamar dengan harga yang sama. Puji Tuhan.

Pemilik hotel bernama Dipen Khadgi, ia pernah bekerja di Malaysia jadi bisa sedikit berbahasa Indonesia dengan logat Melayu. Ia mengajak kami mengobrol, intinya kami disambut dengan hangat. Ia juga punya paket tour and trekking beberapa meter dari Hotel Gallery. Namanya Magic Expedition Trekking & Tours.

Kami dari awal memang tidak ada kepikiran untuk naik gunung berhari-hari. Katanya kalau sudah ke Nepal harus banget lihat Himalaya dari dekat. Nah begitu tiba dan melihat harga yang ditawarkan pun membuat kami tertarik. Perbincangan cukup lama sampai kami memutuskan untuk mengambil tur Poon Hill Trek dan Kathmandu Sightseeing. Mengingat waktu kami hanya 8 hari

Meski harus mengocek kantong kami, eh saya deng, dalam-dalam, tapi saya rela deh demi melihat pegunungan Himalaya. Haha. Bankrupt di hari itu, bulan Juni hingga Juli. Hahaha. Perjalanan yang membuat bangkrut ini, di blog berikutnya ya, saya akan membahas secara detail tentang Poon Hill Trek 🙂

yg kriwil mba @alfianapontoh yg sipit tapi nggak sesipit saya ce @lilysantoso :p

Setelah memutuskan kami pun kembali ke hotel untuk makan malam. Kami memesan makanan khas Nepal, Chicken Momo dan Dal Bhat buffalo. Kayak apa ya rasanya? Haha. Jadi kami hanya memesan dua menu untuk hanya sekedar tahu rasanya saja. Rasa Chicken Momo ternyata enak kayak dumpling dan masih bisa saya terima. Nah Dal Bhat ini susah banget saya terima. Saya kurang suka rasanya dan baunya membuat saya trauma terutama bau karinya. Haha. Kacau deh pokoknya.

dal bhat
chicken momo

 

 

 

 

Written by - - 3367 Views

6 Comments

  • Cindy June 27, 2017 at 3:13 pm

    Nice tep, sangat informatif. Btw, it’s beautiful to be seen yah Nepal

    Reply
    • steffi June 28, 2017 at 1:21 am

      thank you ce. Iyahh indah banget, pengen balik someday

      Reply
  • Soniya September 13, 2017 at 7:57 am

    Chicken Momo nya enak gak mba Stef? Ngeliat fotonya bikin laper wkwkwkw

    Reply
    • steffi September 13, 2017 at 7:59 am

      Ahahaha chicken momo nya masih enak kok dan bisa diterima kayak dumplings hehe

      Reply
  • winda January 3, 2019 at 5:01 am

    hai senang membaca blog kamu, saya mau tanya selama kamu di nepal kamu habis biaya berapa? karena saya ada niat ingin kesana . terimakasih

    Reply
    • Steffi Novita January 6, 2019 at 6:35 am

      Halo thank you for visiting my blog. Aku kemarin habis 10 juta-an all in. Tiket 5 jutaan PP, trekking 3,5juta sudah untuk makan n nginep selama 5 hari, sisanya buat beli oleh oleh, makan atau bayar wifi.

      Reply

    Please Post Your Comments & Reviews

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Instagram

    Instagram did not return a 200.

    Follow Me!