BALI

Laklak Men Gabrug

Laklak Men Gabrug

Pernah mendengar kata laklak?

Jujur baru pertama kali dengar tapi dilihat dari bentuknya sih sama kayak jajanan masa kecil saya. Kalau di Jawa terkenal dengan sebutan Serabi. Hehe. Laklak rupanya merupakan salah satu warisan kuliner dan tentunya jajanan tradisional di Bali. Salah satu Laklak yang cukup terkenal adalah Laklak “Men Gabrug”.

Men Gabrug adalah perempuan paruh baya yang berasal dari Kabupaten Buleleng, Bali. Men Gabrug membawa kenangan masa kecilnya dengan menjual Laklak di Pekan Kesenian Bali.

Laklak terbuat dari campuran tepung beras, santan, garam dan diberi perasan daun suji sebagai pewarna hijau alami. Bahan-bahan tersebut diaduk menjadi adonan yang sedikit mengental. Untuk memasaknya, adonan tersebut dituang dalam cetakan setengah bulat berdiameter 4-5 cm di atas tungku pembakaran kayu.

Peralatan masak yang digunakan Men Gabrug pun masih tradisional, berupa pinggan yang terbuat dari tanah liat sebagai cetakan Laklak. Sementara tungku pembakar kayu hanya merupakan susunan batako sebagai pelindung api dari angin sekaligus penyangga pinggan.

Proses memasaknya pun unik. Men Gabrug mengawali dengan menaburkan bubuk kemiri di atas pinggan cetakan gunanya agar Laklak bisa matang dengan sempurna, baru kemudian adonan dituang sesuai dengan daya tampung cetakan. Hanya dalam 2-3 menit, Laklak panas siap disajikan ke pelanggan.

Laklak sama dengan Serabi, sama-sama menggunakan gula aren sebagai penyempurna rasa. Bedanya, Laklak berwarna hijau dan mengeluarkan aroma khas daun suji, serta bertabur kelapa parut. Laklak dijual Rp5.000 per porsinya dengan isi lima buah. Pada kondisi normal, biasanya Men Gabrug menjual 10 kilogram Laklak per hari di pasar. 

Written by - - 1917 Views

No Comment

Please Post Your Comments & Reviews

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Instagram

Instagram did not return a 200.

Follow Me!